Memandang Dimensi
Aku tak mengerti, mengapa aku jatuh cinta dengan langit jingga? Memandang Kota yang terhias dengan kerlip ratusan lampu kendaraan di tengah kemacetan Semua terasa, seperti aku menyatu dengan suasana ini Semua terasa, seakan aku begitu menikmati Kumandang adzan maghrib yang terdengar di telinga, membuat suasana semakin sendu Angin yang berhembus, seolah dapat memadamkan panas dalam jiwaku Berat langkah ini tak berarti jika mata sudah memandang langit jingga Hati ini ingin sekali berbicara bahwa, aku sangat ingin menikmati lebih lama lagi Aku memilih duduk di sudut bus kota ini Di balik jendela, aku memandang supir bus kota lain menyeka keringat yang jatuh dari dahinya Di balik jendela, aku merasakan pahitnya asap kendaraan Di balik jendela pula aku merasa, seakan hidup ini memang tak akan lama Wahai Tuhanku Kemanakah aku akan menemukan bentangan lahan hijau? Meskiku jatuh cinta dengan suasana ini, perasaanku tetap sementara Aku mengumbar pada manusia tentang perasaan